Jumat, 13 Desember 2013

UNINTENDED

          Setelah kejadian itu tepatnya 3 bulan sudah aku berusaha melupakan sosok laki-laki tinggi yang pernah menempati ruang di hatiku dan juga temanku yang telah mengambilnya dari sisiku. Entah apa yang ada dibenak orang itu hingga terlintas pikiran untuk mengambil "hal penting" dalam hidup temannya sendiri. Dengan istilah lain "Pagar makan tanaman" yang kalau dipikir tidak mungkin untuk dilakukan tapi nyatanya dapat membuat hatiku tercabik, terobek, hancur hingga halus seperti debu yang hilang ditiup angin. Tapi ternyata sulit memang sulit untuk melupakannya. Apalagi karena hati ini telah dibuat hancur. Rasa cinta berubah benci dan persahabatan berubah dendam.
          Ya hari ini tepatnya setelah program magangku berakhir aku kembali bersekolah seperti biasanya. Pergi sebelum matahari menampakan cahayanya dan kembali ke rumah setelah matahari akan meninggalkan jejaknya. Ya pagi itu aku pergi dengan motor matic merah kesayanganku, dan sesampainya di sekolah aku letakan ditempat seperti biasa.
          Sepi....... aku selalu datang pagi karena tidak mau terhambat dengan kendaraan lain yang semakin memadati kota hujan ini jika datang siang, selain itu juga ingin menikmati indahnya langit ini sambil ditemani matahari yang masih malu-malu untuk menampakan dirinya. Andai hari-hariku seindah langit ini.
          Aku berjalan menuju teras sekolah dan kemudian duduk disekitar taman sekolah. Ini adalah tempat dimana aku sering menunggu teman-teman datang yang kemudian kami baru menuju kelas bersama. Dengan ponsel yang ku pegang aku mencoba menghubungi teman-teman ku, tapi tidak ada balasan satu pun. Sambil sesekali memandangi pintu gerbang yang masih sepi dilewati siswa. Hanya ada 2 satpam dan seorang petugas kebersihan yang sedang menyapu di sekitar pintu gerbang itu.
          Huh lamanya aku mulai jengkel, entah aku yang terlalu bersemangant hari ini atau bagaimanakah ?
Tak seperti biasanya, tiba-tiba ada sosok lelaki yang ikut duduk disebelahku "jam berapa sekarang ? sepertinya aku kepagian" tanyanya, "jam 06.15". Entah dia serius bertanya atau sekedar basa basi karena kami hanya duduk berdua disana. Kami kembali terdiam, sepertinya aku belum pernah melihat dia sebelumnya atau karena aku jarang melihat sekitar ?
          Tapi kemudian dia melanjutkan pembicaraan "oh iya maaf kalo boleh ngobrol-ngobrol, kelas XI apa ya ? soalnya kalau aku duduk depan perpus sering lihat kamu masuk ke ruang guru" tanyanya panjang lebar, "XI-3 , ya ke ruang guru buat manggil guru karena sudah jamnya", akhirnya sejak saat itu aku mulai akrab dengannya, entah saat bertemu di lobby, kantin, musolah, dan dimanapun kami saling menegur, entah hanya dengan saling senyum atau pulang bersama, oh iya aku sering memanggilnya singkat "yuu".
         Suatu hari entah dari mana dia mendapatkan nomor ponselku "hey, minggu depan aku ujian ekonomi, boleh aku minta tolong ? ajari aku yaaa, ini pelajaran sulit, mengitung uang tanpa ada uangnya, tolong yaaa -dari yuu"...... Astaga Tuhan !!! mungkinkah ?.....
         Besoknya aku mengajarinya di lobby sekolah seusai pelajaran terakhir selesai sekitar jam 13.00. Entah rasa apa ini tapi aku senang mengajarinya seperti ini. Ya dan ini sangat mudah ditebak, setelah kejadian itu kami mulai sering mengirimi pesan satu sama lain, entah disaat penting atau bahkan hanya obrolan  sepele.
         Entah apa yang kini sangat mengganjal dalam hati ini, jujur aku sama sekali tidak suka saat dia menceritakan tentang seorang gadis yang kini sedang berputar-putar memenuhi ruang hatinya yang lama kosong. Tapi aku juga tidak bisa melarangnya, toh aku punya hak apa ? aku sama sekali bukan yang spesial dalam hidupnya. Dan ketika suatu saat ternyata dia sudah menjalin ikatan hati dengan gadis yang dipujanya itu.
          Aku terjatuh, terlempar oleh hembusan angin menuju ombak besar yang siap menerjang menghancurkan ku hingga tenggelam, tak terlihat hingga dasar laut paling dalam. Dan tak ada seorang pun yang tahu tentang rasa ini. aku kecewa dan terkubur dengan semua rasa yang bercampur menjadi satu. tapi aku selalu tersenyum bahkan tertawa saat dia menceritakan gadisnya itu, "tapi apa kamu tahu aku tak pernah menginginkan hal ini"
          Waktu terus berputar dan sama sekali tidak menunjukan hal yang aneh dalam hubungan mereka hingga 5 bulan ini. Hingga akhir ujian nasional telah usai suatu hal yang tak wajar telah dia tunjukan padaku, entah disengaja atau tidak kamu kembali membuatku tak mengerti. Terkadang kamu membuatku seolah-olah aku adalah orang yang sangat berharga dalam kehidupanmu, tapi tak lama kemudian disaat kamu sedang bersana pujaanmu, kamu seperti tidak mengenalku, tak membutuhkanku dan hanya melihatku seperti kantong kresek bekas yang tidak berguna. Sebenarnya apa arti semua ini ?
          Kamu ya kamu !!! apa kamu mulai mengacuhkan ku ? apa kamu mulai tak butuh diriku ? apa kamu lupa kenangan kita ? kenapa sekarang kamu hanya memghampiriku disaat kamu terluka ? Dikala kamu bahagia, pernahkah kamu menghubungiku dan kembali bercerita seperti dulu ? kenapa ?! sebelumnya semua tetap baik baik saja hingga gadis itu datang dalam kehidupan kita. Aku tidak pernah berharap lebih dari awal perkenalan kita di teras sekolah 1 tahun yang lalu, yang aku inginkan hanya persahabatan kita yang dulu kembali lagi.
          Disaat kita tertawa, berbagi keluh kesah, makan sepiring berdua, berbagi payung, saat aku dimarahi guru dan hanya kamu yang berani membelaku, saat aku terpuruk dan hanya kamu yang membuatku tenang, saat aku tertidur dalam kelas dan kamu yang membangunkan ku, saat kamu membutuhkan guru privat dan hanya aku yang kamu butuhkan, saat kamu mulai tak mengerti tentang roda kehidupan yang begitu tak adil dan hanya aku yang dapat membuat mu mengerti, saat kita naik bis kota menuju sekolah dan kesiangan kemudian berlari menghindari guru piket, saat kita sama-sama ketiduran dalam bis kota ketika pulang sekolah.
          Apa kamu benar-benar semudah itu melupakannya ? apa sama sekali tidak ada yang membekas dalam ingatanmu ? Sejujurnya aku mengetahui bahwa sebenarnya kamu berbohong padaku ketika kamu menolak datang ke acara pesta ulang tahunku dan kamu berkata "paman ku meninggal dunia dan aku harus kesana dengan orang tua ku dan keluarga besar". Sebegitu pentingnya kah arti kehadiran gadis itu dalam hidupmu hingga kamu tega melakukan ini semua padaku ?
          Teruntuk 'yuu' yang sebelumnya sangat mengerti aku, inilah aku. Jangan kamu pikir aku tidak bisa membalas ini semua untukmu, dan jika aku menyapamu kemudian hari itu hanyalah sebatas sopan santun dan tidak lebih, karena kamu sukses mengubah rasa cintaku padamu dengan kebencianku saat ini. Dan jangan salahkan aku jika kemudian hari kamu tersadar bahwa sesungguhnya hanya aku yang kamu butuhkan dan selalu ada dalam belahan cintamu.